Jumat, 30 November 2012

TUGAS KE-4


ANALISIS UNSUR EKSTRINSIK NOVEL

Novel : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Karya : Tere Liye
Oleh : Hilyah Amaly Nayyirah, Kelas : XI-IPA



1.              Nilai Moral

      Dalam novel ini yang bisa kita ambil nilai moralnya adalah, ketidak putus-asa-an adalah hal terpenting ketika kita ingin mencapai apa yang kita inginkan. Ketika Tania yang sangat semangat dalam belajar, ia sukses hingga mendapatkan beasiswa untuk sekolah di Singapura

Nilai Sosial

Nilai sosial pada novel ini adalah, kita bisa bersosialisasi kepada semua orang, tidak memandang bulu untuk hal memilih teman. Seperti Tania yang memiliki teman sebaya dari luar negeri, Anne. Walaupun beda agama dan ras suku bangsa, mereka tetap memiliki persahabatan yang sejati.

3.      Nilai Ekonomi

Hikmah dari novel ini dari sisi nilai ekonomi adalah, kita harus menghargai apapun pekerjaan kita. Seperti Tania dan Dede, walaupun mereka adalah seorang pengamen, mereka tidak pernah berniat untuk mencuri. Mereka bersyukur atas apa yang mereka hasilkan dari mengamen sehari-hari mereka.

Hasil temuan
1.      Banyak pria yang tertarik pada seorang wanita biasanya memiliki sifat impulsif, mereka tidak bisa menahan diri untuk tidak menunjukkannya secara berlebihan.
2.      Pria dewasa yang mencintai perempuan yang jauh umur dibawahnya terkadang menutup-nutupi perasaan itu. Ia akan menganggap mereka sebagai adik perempuan saja, tidak akan lebih.
3.        

Kamis, 29 November 2012

TUGAS KE-3

ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL

Novel : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Karya : Tere Liye
Oleh : Hilyah Amaly Nayyirah, Kelas : XI-IPA

1.       Tema
Tema dari novel “Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin” adalah “Kebaikan yang tidak akan pernah terbalas.”

2.       Penokohan

·         Tania
v  Gadis yang menepati janji : “Tetapi aku ingat dengan janjiku dulu, aku tak akan pernah melawannya, tak akan pernah,,,” (hal.55)
v  Anak perempuan yang pencemburu : “Seketika hati kecilku tidak terima. Sakit hati! Bukankah selama ini kalau kami pergi entah kemana, akulah yang lengannya digenggam? Akulah yang pundaknya dipegang? Akulah yang kepalanya diusap. Itu jelas-jelas posisiku!” (hal.39)

·         Dede
v  Adik kecil tania yang memiliki keinginan tahu yang sangat besar: “Adikku banyak bertanya sepanjang perjalanan. Seseorang itu hanya tertawa menjelaskan itu-ini, menjawab segala pertanyaan Dede.” (hal.18)
v  Laki-laki yang sangat cuek: “Beruntung Dede tidak memedulikan gurauan Anne, adikku langsung mengambil alih posisi Anne.” (hal.39)

·         Om Danar
v  Seorang laki-laki yang ramah: “Dia tersenyum hangat menentramkan. Mukanya amat menyenangkan.” (hal.23)
v  Penuh rahasia: “Dia tersentak. Menoleh ke arahku. Aku tersenyum (meskipun hatiku sekaligus terluka saat mengatkan kalimat itu). Senyum pahit. Matanya berkilat-kilat bertanya: dari mana kau tahu soal buku itu?” (hal.239)

·         Kak Ratna
Baik hati: “ ‘Kau gadis yang luar biasa sayang’ Kak Ratna membantu membawakan piala tadi” (hal.130)

·         Ibu
v  Peduli akan keadaan anaknya: "Ibu hanya menatap prihatin sambil menyerahkan minuman panas."
v  Penyakitan: “Ibu hanya menggeleng. Buruk sekali.”

3.       Latar

1.      tempat
·         kamar Tania : “aku mengosongkan kamar bercat biru itu. semua benda masalalu kubawa.” hal.255
·         Kampus National University of Singapore : “melihat serombongan mahasiswa bertampang China-Melayuyang sedang bermain American Football di lapangan.” hal 101

2.      Waktu
·         Malam hari : “Lampu putih bundar itulah yang terlihat indah. Berbaur dengan ratusan siluet cahaya lampu mobil (hal.8)
·         Siang hari : “Siang itu dia mengajak teman wanitanya. Namanya Ratna. (hal.39)

3.      Suasana
·         Ramai: “Beberapa orang berpenampilan sebagaimana layaknya mahasiswa, terlihat menunggu di kursi putar tinggi. Mungkin menunggu fotokopian untuk bahan ujian besok lusa. Mungkin pula menunggu hujan reda.”( hal.8)
·         Mengharukan: “berjanjilah nak, kau tidak akan menangis sesulit apapun keadaaan yang akan kau hadapi” (hal.60)

4.       Alur 

Alur yang digunakan oleh penulis adalah alur maju – mundur – maju – mundur atau yang kita sebut campuran.

 Pengenalan / Awal Cerita

Diceritakan ada seorang keluarga yang terdiri dari Ibu, Tania, dan Dede, yang hidup ditengah kemiskinan dan pengapnya kota Jakarta. Saat Tania dan Dede sedang mengamen di salah satu bus kota, tiba-tiba kakinya Dede, yang tidak beralaskan sendal, terluka karena menginjak paku. Disinilah pertama kalinya mereka bertemu dengan Om Danar. Om Danarlah yang mengobati Dede dengan sapu tangannya. Esok harinya, mereka bertemu lagi dengan Om Danar. Sejak saat itulah, Om Danar masuk ke dalam kehidupan Tania, Dede, dan Ibu. Om Danar yang tidak pernah bosan mengunjungi rumah gubuk Tania setiap hari, membuat Tania dan Dede sangat senang, apalagi Om Danar yang menganggap Ibu sebagai Ibu kandungnya sendiri, dan Ibu pun juga menganggap Om Danar sebagai anak kandungnya. Tania yang masih kecil itu pun mulai menyukai Om Danar. Ia selalu senang akan kehadiran Om Danar, pelukan Om Danar, sampai posisi makan, ia harus disebelahnya Om Danar.

 Timbulnya Konflik / Titik Awal Pertikaian
     Sampai pada suatu hari, Om Danar mengajak teman perempuannya, yaitu Kak Ratna, ke rumah. Mulai dari sinilah, Tania tidak pernah menyukai Kak Ratna, yang posisinya sebagai pacar Om Danar. Tania selalu membanci Kak Ratna, padahal, Kak Ratna juga senang membantu Ibu saat Om Danar, Dede, dan Tania sedang bermain.
    Tania tumbuh semakin besar. Ia lulus dalam penyeleksian ASEAN Shcolarship ke Singapura. Tania tumbuh sebagai anak perempuan yang sangat cantik, cerdas, dan memiliki banyak teman. Tania sekolah di Singapura dari tingkat Junior High School sampai Tania kuliah. Beberapa bulan setelah Tania masuk kuliah, ada kabar bahwa Om Danar akan menikah dengan Kak Ratna. Kabar itu sangat mengejutkan Tania. Hati Tania yang di sangat galau, harus mengunjungi pernikahan itu atau tidak. Kak Ratna yang sudah senagja mengungjungi Tania agar Tania mau pulang ke Indonesia tidak berbuahkan hasil. Walaupun Tania sudah meminta saran kepada teman dekatnya, Anne, Tania tetap tidak mau Datang ke acara pernikahan itu. Bahwa Kak Ratna mengirimi e-mail ke Tania, Om Danar semenjak itu berubah dari perilakunya sehari-hari. 
Tiga hari setelah acara pernikahan berlangsung, Tania memutuskan untuk pulang ke Indonesia. sudah dua tahun Tania dan Om Danar tidak bertemu. Banyak sekali perubahan sikap Om Danar terhadap Tania. Tania pun mengunjungi pusara Ibu.


Puncak Masalah
Saat sweet seventeen-nya Tania, Om Danar memberikan liontin. Tania kira itu adalah liontin biasa saja, karena ibu, Om Danar, dan Tania juga punya liontin yang sama. sampai akhirnya suatu rahasia terungkap. Saat Dede meminjam laptop milik Om Danar, tak sengaja Dede membuka recent dokumen yang ternyata itu adalah sebuah novel rahasia yang ditulis oleh Om Danar secara diam-diam, dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Dede merasa ganjil dengan dokumen tersebut karena judul dari dokumen itu adala “Cinta dati Pohon Linden.” Dede pun memberikan saran kepada Tania untuk membacanya sendiri agar Tania mengerti apa yang ada tertulis didalam dokumen tersebut. Banyak sekali rahasia yang diketahui oleh Tania setelah membaca dokumen tersebut. seperti liontin yang “selalu istimewa” bagi Om Danar. Dan yang paling mengejutkan adalah, Om Danar memutuskan untuk menikahi Kak Ratna demi menjaga rahasia itu. Om Danar, juga mencintai Tania.

Penyelesaian Masalah
Diceritakan pada akhirnya Tania mengunjungi tempat yang dahulunya adalah lahan berdirinya rumah kayu mereka. Sebelum mereka ditolong oleh Om Danar dari kehidupan yang menyesakkan. Kaget Tania melihat Om Danar yang ternyata ada disana sedang duduk dibawah pohon Linden. Tak urung juga, Tania langsung menghampiri Om Danar, dan menanyakan atas beribu pertanyaan yang telah mencuat-cuat dipikirannya setelah membaca dokumen tersebut. Yang paling kagetnya adalah, Om Danar yang sangat bingung, dari mana Tania tahu itu semua. Tangisan dan teriakan Tania saat itu mengisi ruang antara Om Danar dan Tania. Om Danar yang tidak tahu harus menjawab apa kepada Tania atas pertanyaan yang bertubi-tubi. Tania yang penuh dengan emosi, meninggalkan Om Danar sendirian di bawah pohon Linden. Esoknya, Tania kembali ke Singapura, dan tidak kembali ke Indonesia untuk selamanya. 
 
5.       Sudut Pandang

Sudut pandang yang digunakan pengarang dalam novel  tersebut, yaitu orang pertama pelaku utama serba tahu. Hal ini dibuktikan oleh pengarang yang menggunakan Tania sebagai tokoh utamanya menyebutkan 'aku' disetiap sudut novel.

6.       Gaya Bahasa

·         Gaya Personifikasi : “Suara aliran sungai terdengar takzim” (hal.238)
·         Gaya Hiperbola : “Esok malamnya e-mail Kak Ratna berdara-darah” (hal228)

7.       Amanat 

Amanat yang dapat kita ambil dari novel tersebut adalah, jika cinta dipendam kepada seseorang yang dekat dengan kita, dan orang yang kita cintai tidak tahu akan cinta itu, kita tidak akan pernah memilikinya.