ANALISIS UNSUR INTRINSIK NOVEL
Novel : Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin, Karya : Tere Liye
Oleh : Hilyah Amaly Nayyirah, Kelas : XI-IPA
1. Tema
Tema dari novel “Daun Yang Jatuh
Tak Pernah Membenci Angin” adalah “Kebaikan yang tidak akan pernah terbalas.”
2. Penokohan
·
Tania
v
Gadis yang menepati janji : “Tetapi aku ingat
dengan janjiku dulu, aku tak akan pernah melawannya, tak akan pernah,,,”
(hal.55)
v
Anak perempuan yang pencemburu : “Seketika hati
kecilku tidak terima. Sakit hati! Bukankah selama ini kalau kami pergi entah
kemana, akulah yang lengannya digenggam? Akulah yang pundaknya dipegang? Akulah
yang kepalanya diusap. Itu jelas-jelas posisiku!” (hal.39)
·
Dede
v Adik
kecil tania yang memiliki keinginan tahu yang sangat besar: “Adikku banyak
bertanya sepanjang perjalanan. Seseorang itu hanya tertawa menjelaskan
itu-ini, menjawab segala pertanyaan Dede.” (hal.18)
v Laki-laki
yang sangat cuek: “Beruntung Dede tidak memedulikan gurauan Anne, adikku
langsung mengambil alih posisi Anne.” (hal.39)
·
Om Danar
v Seorang
laki-laki yang ramah: “Dia tersenyum hangat menentramkan. Mukanya amat
menyenangkan.” (hal.23)
v Penuh
rahasia: “Dia tersentak. Menoleh ke arahku. Aku tersenyum (meskipun hatiku
sekaligus terluka saat mengatkan kalimat itu). Senyum pahit. Matanya
berkilat-kilat bertanya: dari mana kau tahu soal buku itu?” (hal.239)
·
Kak Ratna
Baik hati: “ ‘Kau gadis yang luar biasa sayang’ Kak Ratna membantu
membawakan piala tadi” (hal.130)
·
Ibu
v Peduli
akan keadaan anaknya: "Ibu hanya menatap prihatin sambil menyerahkan
minuman panas."
v Penyakitan: “Ibu hanya menggeleng. Buruk
sekali.”
3. Latar
1.
tempat
·
kamar Tania : “aku mengosongkan kamar bercat
biru itu. semua benda masalalu kubawa.” hal.255
·
Kampus National University of Singapore :
“melihat serombongan mahasiswa bertampang China-Melayuyang sedang bermain
American Football di lapangan.” hal 101
2.
Waktu
·
Malam hari : “Lampu putih bundar itulah yang
terlihat indah. Berbaur dengan ratusan siluet cahaya lampu mobil (hal.8)
·
Siang hari : “Siang itu dia mengajak teman
wanitanya. Namanya Ratna. (hal.39)
3.
Suasana
·
Ramai: “Beberapa orang berpenampilan sebagaimana
layaknya mahasiswa, terlihat menunggu di kursi putar tinggi. Mungkin menunggu
fotokopian untuk bahan ujian besok lusa. Mungkin pula menunggu hujan reda.”(
hal.8)
·
Mengharukan: “berjanjilah nak, kau tidak akan
menangis sesulit apapun keadaaan yang akan kau hadapi” (hal.60)
4. Alur
Alur yang digunakan oleh penulis adalah alur maju – mundur –
maju – mundur atau yang kita sebut campuran.
Pengenalan
/ Awal Cerita
Diceritakan ada seorang
keluarga yang terdiri dari Ibu, Tania, dan Dede, yang hidup ditengah kemiskinan
dan pengapnya kota Jakarta. Saat Tania dan Dede sedang mengamen di salah satu
bus kota, tiba-tiba kakinya Dede, yang tidak beralaskan sendal, terluka karena
menginjak paku. Disinilah pertama kalinya mereka bertemu dengan Om Danar. Om
Danarlah yang mengobati Dede dengan sapu tangannya. Esok harinya, mereka
bertemu lagi dengan Om Danar. Sejak saat itulah, Om Danar masuk ke dalam
kehidupan Tania, Dede, dan Ibu. Om Danar yang tidak pernah bosan mengunjungi
rumah gubuk Tania setiap hari, membuat Tania dan Dede sangat senang, apalagi Om
Danar yang menganggap Ibu sebagai Ibu kandungnya sendiri, dan Ibu pun juga
menganggap Om Danar sebagai anak kandungnya. Tania yang masih kecil itu pun
mulai menyukai Om Danar. Ia selalu senang akan kehadiran Om Danar, pelukan Om
Danar, sampai posisi makan, ia harus disebelahnya Om Danar.
Timbulnya
Konflik / Titik Awal Pertikaian
Sampai
pada suatu hari, Om Danar mengajak teman perempuannya, yaitu Kak Ratna, ke
rumah. Mulai dari sinilah, Tania tidak pernah menyukai Kak Ratna, yang
posisinya sebagai pacar Om Danar. Tania selalu membanci Kak Ratna, padahal, Kak
Ratna juga senang membantu Ibu saat Om Danar, Dede, dan Tania sedang bermain.
Tania tumbuh semakin besar. Ia
lulus dalam penyeleksian ASEAN Shcolarship ke Singapura. Tania tumbuh sebagai
anak perempuan yang sangat cantik, cerdas, dan memiliki banyak teman. Tania
sekolah di Singapura dari tingkat Junior High School sampai Tania kuliah.
Beberapa bulan setelah Tania masuk kuliah, ada kabar bahwa Om Danar akan
menikah dengan Kak Ratna. Kabar itu sangat mengejutkan Tania. Hati Tania yang
di sangat galau, harus mengunjungi pernikahan itu atau tidak. Kak Ratna yang
sudah senagja mengungjungi Tania agar Tania mau pulang ke Indonesia tidak
berbuahkan hasil. Walaupun Tania sudah meminta saran kepada teman dekatnya,
Anne, Tania tetap tidak mau Datang ke acara pernikahan itu. Bahwa Kak Ratna
mengirimi e-mail ke Tania, Om Danar semenjak itu berubah dari perilakunya
sehari-hari.
Tiga hari setelah acara
pernikahan berlangsung, Tania memutuskan untuk pulang ke Indonesia. sudah dua
tahun Tania dan Om Danar tidak bertemu. Banyak sekali perubahan sikap Om Danar
terhadap Tania. Tania pun mengunjungi pusara Ibu.
Puncak
Masalah
Saat sweet seventeen-nya
Tania, Om Danar memberikan liontin. Tania kira itu adalah liontin biasa saja,
karena ibu, Om Danar, dan Tania juga punya liontin yang sama. sampai akhirnya
suatu rahasia terungkap. Saat Dede meminjam laptop milik Om Danar, tak sengaja
Dede membuka recent dokumen yang ternyata itu adalah sebuah novel rahasia yang
ditulis oleh Om Danar secara diam-diam, dalam kurun waktu enam bulan terakhir.
Dede merasa ganjil dengan dokumen tersebut karena judul dari dokumen itu adala “Cinta
dati Pohon Linden.” Dede pun memberikan saran kepada Tania untuk membacanya
sendiri agar Tania mengerti apa yang ada tertulis didalam dokumen tersebut.
Banyak sekali rahasia yang diketahui oleh Tania setelah membaca dokumen
tersebut. seperti liontin yang “selalu istimewa” bagi Om Danar. Dan yang paling
mengejutkan adalah, Om Danar memutuskan untuk menikahi Kak Ratna demi menjaga
rahasia itu. Om Danar, juga mencintai Tania.
Penyelesaian
Masalah
Diceritakan pada akhirnya
Tania mengunjungi tempat yang dahulunya adalah lahan berdirinya rumah kayu
mereka. Sebelum mereka ditolong oleh Om Danar dari kehidupan yang menyesakkan.
Kaget Tania melihat Om Danar yang ternyata ada disana sedang duduk dibawah
pohon Linden. Tak urung juga, Tania langsung menghampiri Om Danar, dan menanyakan atas beribu pertanyaan
yang telah mencuat-cuat dipikirannya setelah membaca dokumen tersebut. Yang
paling kagetnya adalah, Om Danar yang sangat bingung, dari mana Tania tahu itu
semua. Tangisan dan teriakan Tania saat itu mengisi ruang antara Om Danar
dan Tania. Om Danar yang tidak tahu harus menjawab apa kepada Tania atas
pertanyaan yang bertubi-tubi. Tania yang penuh dengan emosi, meninggalkan Om Danar
sendirian di bawah pohon Linden. Esoknya, Tania kembali ke Singapura, dan tidak
kembali ke Indonesia untuk selamanya.
5. Sudut Pandang
Sudut pandang yang digunakan
pengarang dalam novel tersebut, yaitu orang pertama pelaku utama serba
tahu. Hal ini dibuktikan oleh pengarang yang menggunakan Tania sebagai tokoh
utamanya menyebutkan 'aku' disetiap sudut novel.
6. Gaya Bahasa
·
Gaya Personifikasi : “Suara aliran sungai terdengar takzim” (hal.238)
·
Gaya Hiperbola : “Esok malamnya e-mail Kak Ratna berdara-darah” (hal228)
7. Amanat
Amanat yang dapat kita ambil dari novel tersebut
adalah, jika cinta dipendam kepada seseorang yang dekat dengan kita, dan orang
yang kita cintai tidak tahu akan cinta itu, kita tidak akan pernah memilikinya.